Copyright © Lens Shoot
Tokek yang tidak seberapa besar, panjang tubuh
maksimal 102 mm SVL (snout-vent length, ujung moncong hingga anus),
panjang ekor maksimal 125 mm. Berkulit kasar, dengan 16-17 deretan longitudinal
bintil-bintil di bagian punggung; sisik di tenggorokan granular; 30-38 deret
sisik ventral di bagian tengah, di antara lipatan ventrolateral. Kepala bentuk
jorong hingga bundar telur. Sisik rostral melekuk di tengah, dan
menyusun tepi lubang hidung (nostril). Sisik supralabial (bibir atas) 10-11 buah,
infralabial 9-12. Sisik mental (dagu) menyegitiga, dengan 1 atau 2
pasang sisik submaksilar berukuran besar. Ujung-ujung jari melebar, pangkalnya
berselaput (sedikit saja di antara jari IV dan V). Jari kaki (belakang) ke-IV
dengan 16-17 lamella atau scansor (lembar pelekat), 4-5 yang di
pangkal terbagi. Pori-pori preano-femoral (berderet di muka anus dan
paha) pada hewan jantan berjumlah 23-42 buah. Bintil post-anal 2,
kadang-kadang 3 pada yang jantan. Ekor dengan deretan bintil serupa duri yang
membentuk cincin-cincin beraturan. Perisai subkaudal (di bawah ekor) membesar
di tengah.
Tokek berbintik mengeluarkan 2 butir setiap kali
bertelur, berukuran 9,3-13,6 × 9,5-11,4 mm yang dilekatkan di dinding lubang
atau rekahan. Terkadang dijumpai pula ‘sarang’ bersama, dengan banyak telur
hingga lebih dari 50 butir. Telur akan menetas setelah 120 hari, anaknya yang
keluar berukuran antara 25-30 mm SVL [Wikipedia]
0 komentar:
Posting Komentar